اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ ۝٧

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Tentu itu menjadi kewajiban kita untuk memberikan wakaf Al-Qur’an agar mereka bisa belajar dan tidak buta dengan aksara Al-Qur’an.

Pewakaf wajib memastikan bahwa Alquran yang akan di serahkan dalam kondisi yang bagus, layak dan tanpa cela sehingga nilainya masih belum berkurang sama sekali; Selain kualitas Alquran, pewakaf juga harus menentukan dengan jelas jumlah Alquran yang akan di wakafkan. Sebab, salah satu syarat sah wakaf yakni harta benda di ketahui kadar/jumlahnya secara pasti;

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Semua orang tentunya mengharapkan hal tersebut, karena itulah salah satu pahala yang nantinya akan membantu manusia mendapatkan pertolongan dari Allah saat hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan berwakaf.

Penukaran dan perubahan position harta benda wakaf hanya dapat here dilakukan dalam kondisi tertentu dan dengan persetujuan BWI.

إِنَّ رَبَّنَا لَيَسْأَلُنَا مِنْ أَمْوَالِنَا فَأُشْهِدُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنِّي جَعَلْتُ أَرْضِي لِلَّهِ

Kebenaran menyertai aktiviti WUIF adalah tertakluk kepada syarat bahawa SAQ tidak membawa agenda dan unsur-unsur yang menyentuh sensitviti masyarakat.

Pengikatan harta benda: Wakaf merupakan perbuatan hukum yang mengikatkan harta benda milik wakif (pewakaf) kepada orang lain atau lembaga.

“Bandingan (pahala) orang-orang yang membelanjakan harta mereka pada jalan Allah seumpama sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai dan tiap-tiap tangkai itu pula terdapat seratus biji.

Menerima sumbangan dalam bentuk harta kekal seperti rumah dan hartanah ataupun harta tidak kekal seperti wang tunai, saham, bisnes dan harta intelek.

Ibn Hajar al-Haitami menyebut takrif wakaf dalam konteks syariah sebagai: “Menahan harta yang boleh dimanfaatkan selama bendanya masih baik dengan cara memutuskan hak kepemilikan atas harta tersebut, dan dialihkan untuk kepentingan-kepentingan (awam) yang diharuskan.”